Jakrta,SPNkomplainMedia – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) Basuki Hadimuljono mengakui jika dalam melakukan pengerjaan proyek di beberapa tempat di Indonesia, pihaknya melibatkan dan menggunakan tenaga kerja asing.
Mereka yang jumlahnya tidak lebih mencapai seratus ini difungsikan sebagai tenaga konsultan dalam proses proyek kerja sama antara Indonesia dan negaranya.
Selain tenaga konsultan dan kerja sama, Basuki juga meyakinkan jika penggunaan tenaga kerja asing untuk penerapan teknologi terbarukan. Sebab tidak ada tenaga kerja Indonesia yang mampu untuk melakukan keahlian tersebut. Itupun mereka mendapatkan pendamping dari tenaga kerja di Indonesia selama bekerja di Indonesia.
“Kalau ada penerapan teknologi seperti persis Jembatan Ciliwung-KBT itu ada 13 orang Jepang, kita ikuti dengan dua orang Indonesia karena baru kita pakai,” akunya.
Basuki menyatakan jika tenaga kerja asing dari China yang terlibat dalam proyek tahun jamak atau mega proyek Kementerian PU-Pera tidak lebih jumlahnya dari 100 orang.
“Kalau dari China sendiri itu kita cuman sedikit. Paling di Manado, Belitung, sama di Rinda, Balikpapan. Enggak sampai 100, enggak ada paling,” ujarnya.
Basuki meyakinkan jika seluruh tenaga kerja asing baik China maupun Jepang yang terlibat proyek Kementerian PU-Pera membawa izin resmi untuk bekerja di Indonesia. Dirinya pun siap jika lembaga yang berwenang melakukan pengecekan terhadap warga asing yang bekerja bersama kementeriannya.
“(Izin) Oh ya, kan kalau saya lihat harus KSO juga dengan Wijaya Karya, dengan Adhi Karya, dengan lokal kan begitu. Jadi kalau di PU, mestinya harus kita punya. Mestinya, satu dua hari lah kalau mau dicek. Pasti nanti ada pertanyaan,” pungkasnya.(Coco_SPNKomplainMedia)